By.
YAHYA AHMAD ZEIN,S.H,M.H
Wakil Rakyat Seharusnya Merakyat bukan membuat Rakyat Melarat….
Wakil Rakyat Jangan Tidur Saat Ngomong Nasib Rakyat….
Wakil Rakyat Bukan Paduan Suara Yang Hanya Tahu Kata Setuju…..
Menjelang berakhirnya Tahun 2008 lalu dan ketika mulai memasuki tahun 2009 , secara bertahap seperti sudah terstruktur, keadaan menjadi semakin ramai dengan munculnya berbagai macam bendera partai politik yang mengalahkan sang saka bendera Merah Putih, baleho,pamplet sosialisasi diri dan sosialisasi partai Politik bahkan mengalahkan Iklan komersial yang selama ini terpampang di pinggir dan di perempatan jalan-jalan yang ada. Memang Kampanye sudah dimulai, dan sangat disayangkan banyak yang hanya jualan slogan yang mungkin terkesan basa-basi berisi kalimat-kalimat retorika yang notabenenya hanya ingin menarik simpati pemilih. Para Caleg layaknya seorang selebriti, jualan dengan gaya-gaya yang spektakuler dan terkesan mengada-ada. Lihat saja pamflet-pamflet,baleho-baleho yang ada bergelantungan di pohon dan dipinggiran jalan , bergaya ala pemilihan kontes ratu atau raja sejagad, tapi kualitas?? “mungkin anda yang lebih tahu dari saya”.
Untuk singkatnya banyak orang yang merasa punya kapasitas yang mumpuni untuk disebut sebagai wakil rakyat yang katanya akan siap “memperjuangan nasib rakyat” padahal mungkin sebagain besar dari mereka belum mempunyai gambaran yang komperhensif tentang intrumen apa yang akan dia gunakan untuk “memperjuangkan nasib rakyat tersebut”.sungguh suatu dagelan yang lebih lucu dari pelawak-pelawak ternama.
Melihat fenomena yang seperti ini saya ingin menginggatkan kembali kepada apa yang di sebut dengan “Political ethics” yang lama kelamaan terasa seperti tidak ada lagi seiring perkembangan Demokrasi di Republik tercinta ini, saya yakin sekali bahwa dengan pengimplementasian /penerapan prinsip-prinsip “political ethics” ini kita akan bisa mendapatkan Anggota Legislatif (ALEG) yang benar-benar dapat “memperjuankan nasib rakyat” memang “political ethics” tidak mungkin serta merta dapat menyulap seorang politisi menjadi malaikat karena Bertahun-tahun sebelumnya watak dan perilaku mereka telah terbentuk, namun dengan mengintrodusir “political ethics” diharapkan hati nurani mereka akan tergugah. Setidak-tidaknya diharapkan agar para calon anggota legislatif ini dapat membedakan yang haram dari yang halal, harus dapat menghindari konflik kepentingan dan selalu mengusahakan agar berpihak kepada yang benar, yang adil, karena takut akan Tuhan. Mereka diharapkan akan melihat bahwa bau busuk dari politik kotor yang hanya berorientasi kepada kepentingan partai. Dengan demikian Jabatan jadi anggota dewan adalah tumpuan dari rakyat, ada harapan dari rakyat untuk memperbaiki keadaan, Jangan hanya mencari jabatan dan kedudukan dengan iming-iming fasilitas-fasilitas.
Wahai para Caleg yang sebentar lagi akan menjadi Aleg masih ada waktu untuk memperbaiki nasib masyarakat, bersegeralah bekerja keras menolong rakyat, sekarang juga! bersiaplah menerima kritik wahai para Caleg jangan tersinggung dengan saran saya, hanya orang-orang yang terbuka terhadap kritik yang akan terhindar dari jebakan-jebakan fatamorgana politik kotor. Dengan melengkapi “political and professional ethics” diharapkan agar akronim ALEG alias Anggota Legislatif akan menjadi wakil rakyat yang bermartabat. Semoga...Amien 3x
2 komentar:
amiiiiiiiiiin.. banyak kali
ajiiib...
Wakil Rakyat seharusnya Merakyat
Jangan Tidur Sidang Soal Rakyat....
Setujuuu.... :)
Posting Komentar